Disusun oleh :
MUHAMMAD NURUDDIN
071644036
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
TAHUN 2009
A. JUDUL
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA
B. LATAR BELAKANG
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Anak usia sekolah dasar pada umumnya belum fasih dan belum lancar berbahasa
Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah sejak kelas 1 SD. Seperti ulat yang hendak bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Mereka memulai dari nol. Pada masa tersebut materi pelajaran Bahasa Indonesia hanya mencakup membaca, menulis sambung serta membuat karangan singkat. Baik berupa karangan bebas hingga mengarang dengan ilustrasi gambar. Sampai ke tingkat-tingkat selanjutnya pola yang digunakan juga praktis tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pengajaran Bahasa Indonesia yang monoton telah membuat para siswanya mulai merasakan gejala kejenuhan akan belajar Bahasa Indonesia. Hal tersebut diperparah dengan adanya buku paket yang menjadi buku wajib. Sementara isi dari materinya terlalu luas dan juga cenderung bersifat hafalan yang membosankan. Inilah yang kemudian akan memupuk sifat menganggap remeh pelajaran Bahasa Indonesia karena materi yang diajarkan hanya itu-itu saja.
Orang tua pun tidak punya banyak waktu untuk anak- anaknya. Pada jam pelajaran di sekolah terutama jam pelajaran bahasa Indonesia sangat terbatas sekali, lingkungan masyarakat juga kurang mendukung. Biasanya dalam masyarakat, kebanyakan masih menggunakan bahasa Jawa.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:
1. Apakah alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah kurang?
2. Apakah ada kesalahan dengan pola pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah?
3. Bagaimana cara yang terbaik untuk mengajar dan belajar berbahasa
D.TUJUAN
Atas dasar judul MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA SESUAI DENGAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN. Tujuan rencana penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh gambaran tentang alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Mempelajari dan mengungkapkan Apakah ada kesalahan dengan pola pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah.
3. Mengkaji Bagaimana cara yang terbaik untuk mengajar dan belajar berbahasa
E. MANFAAT
Dalam rencana penulisan karya ilmiah yang berjudul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA SESUAI DENGAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.” mempunyai manfaat secara umum atau khusus. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Secara umum, hasil rencana penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para guru yang mengajar di kelas
2. Secara khusus manfaat laporan ini adalah :
2.1.Bagi penulis, penulisan ini merupakan suatu wadah untuk mengaktualisasikan kreativitas dan sebagai batu loncatan untuk meningkatkan kemampuan penulis didalam rencana penulisan karya ilmiah.
2.2.Bagi penulis yang akan datang, rencana penulisan karya ilmiah. ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penulis selanjutnya.
2.3.Bagi guru, dapat memberikan apa yang terbaik bagi siswa didiknya ketika melaksanakan proses KBM dalam kelas.
Bagi instansi lain, penulisan yang dilakukan mahasiswa, termasuk penulisan dalam rencana penulisan karya ilmiah ini sangat bermanfaat bagi dinas pendidikan ketika akan memberikan pengarahan atau mensosialisasikan tentang garis besar apa yang harus dilakukan oleh guru ketika mengadakan proses KBM.
F. KAJIAN TEORI
Mata pelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara Logikanya, mereka merasakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di bangku sekolah. Selama itu pula mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak pernah absen menemani mereka.
Tetapi, luar biasanya, kualitas berbahasa
Selama ini pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah cenderung konvesional, bersifat hafalan, penuh jejalan teori-teori linguistik yang rumit. Serta tidak ramah terhadap upaya mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Hal ini khususnya dalam kemampuan membaca dan menulis. Pola semacam itu hanya membuat siswa merasa jenuh untuk belajar bahasa
Setelah melihat pada ilustrasi dari pola pengajaran tersebut kita melihat adanya kelemahan - kelemahan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah. KBM belum sepenuhnya menekankan pada kemampuan berbahasa, namun lebih pada penguasaan materi. Hal ini terlihat dari porsi materi yang tercantum dalam buku paket lebih banyak diberikan dan diutamakan oleh para guru bahasa
Tips yang terbaik untuk mengajar dan belajar berbahasa
- Melalui percakapan , puisi , drama , berpantun , bercerita , berpidato, dan membaca , untuk menampilkan anak - anak. Guru harus benar - benar sudah mempersiapkan pokok bahasan yang akan diajarkan berupa naskah. Selanjutnya mengadakan latihan - latihan yang sudah dilakukan oleh anak - anak . Bilamana perlu, bisa ditampilkan melalaui kegiatan panggung yang diselenggarakan di sekolah atau dilombakan .Dengan cara tersebut di atas disamping mendidik anak - anak untuk berani tampil sekaligus menjadikan anak tersebut lebih percaya diri.
- Pengajaran Bahasa Indonesia di kelas I dan II ditekankan pada bentuk tulisan ,membaca, dan pemahaman tiap kata . Kalau siswa sudah mampu menguasai
perbendaharaan kata yang banyak dan sudah bisa membuat kalimat sendiri maka siswa tersebut baru bisa membuat karangan singkat dari buku yang pernah mereka baca.
- Tulisan siswa Kelas I dan II masih cenderung kurang bagus , guru harus bisa melatih siswa untuk menulis tegak bersambung yang baik dan benar . Bila tulisan anak sudah cukup baik dan benar maka dengan mudah guru mengajak siswa untuk belajar Bahasa Indonesia
- Metode permainan , seperti : teka teki silang dan kata berkait
- Mengadakan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah , siswa dapat membaca dan meminjam buku - buku yang bermanfaat sekaligus menambah pengetahuan mereka
G. METODOLOGI
1. Rencana Penulisan
Rencana adalah seperangkat wawasan filosofis yang berkaitan dengan hakekat fakta yang akan digarap dan gambaran cara yang akan digunakan untuk menangkap dan memakainya. Rencana penulisan yang berbeda akan menghasilkan penafsiran yang berbeda. Rencana penulisan yang digunakan adalah rencana penulisan kuantitatif.
2. Populasi dan Sampel
Populasi artinya komponen dari bagian yang akan ditulis, disini populasi adalah semua individu, barang atau peristiwa yang ada pada daerah penulisan karya ilmiah dimana kenyataan- kenyataan yang diperoleh dari sample itu akan digeneralisasikan. Dalam rencana penulisan karya ilmiah ini yang akan digeneralisasikan adalah prosedur metodologi yang tepat, yaitu menentukan populasi lebih dahulu secara tegas, memuat batas dan luas populasinya. Menurut Winarno Surahmad, Dasar & Teknik Research, Pengantar metodologi Ilmiah, menyatakan :
“Populasi adalah semua individu, untuk siapa kenyataan yang diperoleh dari sampel itu digeneralisasikan”.(Winarno Surahmad, 1979 : 82).
Sebagaimana pengertian populasi tersebut diatas, maka populasi yang dimaksud ialah suatu kesatuan dari individu tertentu yang dijadikan obyek penulisan. Adapun luas dan batasnya populasi dalam rencana penulisan karya ilmiah ini adalah siswa di SDN Kedunggede I, Kec. Dlanggu, Kab. Mojokerto.
Untuk menentukan jangan sampai terjadi rencana penulisan karya ilmiah yang kurang terarah pada obyek dan tujuan, maka penulis sebenarnya dalam rencana penulisan karya ilmiah perlu menggunakan penarikan sample.
“Penarikan sample adalah penarikan sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi yang ada dalam obyek rencana penulisan karya ilmiah”. (Winarno Surahmad, 1975 : 82).
Setelah mengetahui penjelasan masalah sampel tadi, penulis melihat kepada obyek yang ditulis untuk menentukan sampelnya dalam rencana penulisan karya ilmiah. Dalam rencana penulisan karya ilmiah ini penulis mengambil 20 siswa di SDN Kedunggede I, Kec. Dlanggu, Kab. Mojokerto.
H. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
1. Rencana Awal
- Mengambil gambaran dari hasil pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD.
- Bagaimana menerapkan kemampuan berbahasa
2. Tindakan
- Memberikan pengarahan dan menekankan pada bentuk tulisan ,membaca, dan pemahaman tiap kata sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
3. Pengamatan
- Kebanyakan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kurang memperhatikan teknik penulisan yang sesuai dengan ejaan yang sudah disempurnakan.
4. Refleksi
- Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
Analisis data dilakukan secara berkesinambungan mulai awal hingga selesainya penulisan karya ilmiah secara bersamaan. Dari tes menulis dinilai berdasarkan
J. PENGOLAHAN DATA
Setelah data terkumpul maka selanjutnya diadakan identifikasi dan diolah untuk mendapatkan hasil secara kuantitatif.
Hanya 19% anak bisa menulis dengan tulisan tegak bersambung dan rapih. Sedangkan 64% bisa membaca rapih tetapi tidak bersambung.
Hanya 16% anak menulis tanpa kesalahan ejaan dan 52% anak bisa menulis dengan ejaan yang baik (sebagian besar kata dieja dengan benar), sementara lebih dari 30% dari kasus menulis dengan kesalahan ejaan yang parah atau sangat parah. 58 % anak memberi tanda baca pada tulisan mereka dengan baik (dikategorikan bagus atau sempurna), sementara itu lebih dari 35% kasus anak yang menulis dengan kesalahan tanda baca dan dikategorikan kurang atau sangat kurang. 58% siswa menulis lebih dari setengah halaman dan 44% siswa isi tulisannya yang dinilai baik, yaitu gagasannya diungkapkan secara jelas dengan urutan yang logis. Pada umumnya anak kurang dapat mengelola gagasannya secara sistematis.
K. KESIMPULAN
Alasan mengapa begitu banyak anak yang mengalami kesulitan dalam menulis karangan dengan kualitas dan panjang yang memuaskan serta dengan menggunakan ejaan dan tanda baca yang memadai ialah anak-anak di banyak kelas jarang menulis dengan kata- kata mereka sendiri. Mereka lebih sering menyalin dari papan tulis atau buku pelajaran. Dari data tersebut menggambarkan hasil dari KBM Bahasa Indonesia di SD masih belum maksimal. Walaupun jam pelajaran Bahasa Indonesia sendiri memiliki porsi yang cukup banyak.
Selain itu, siswa dan guru memerlukan bahan bacaan yang mendukung pengembangan minat baca, menulis dan apreasi sastra. Untuk itu, diperlukan buku-buku bacaan dan majalah sastra (Horison) yang berjalin dengan pengayaan bahan pengajaran Bahasa Indonesia. Kurangnya buku-buku pegangan bagi guru, terutama karya-karya sastra mutakhir (terbaru) dan buku acuan yang representatif merupakan kendala tersendiri bagi para guru. Koleksi buku di perpustakaan yang tidak memadai juga merupakan salah satu hambatan bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah perpustakaan sekolah hanya berisi buku paket yang membuat siswa malas mengembangkan minat baca dan wawasan mereka lebih jauh.
L. DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa
Sutrisno, Hadi. 1991. Metodologi Research 2.
www.google.com_bahasa
www.google.com_kesulitan berbahasa
www.google.com_materi inti sd
www.wikipedia.org_bahasa
1 komentar:
tulisanya kok ga klihatan gni.ga bsa dibca.
Posting Komentar