Kamis, 04 November 2010

LAB MINI

LAB MINI


Percobaan Gerhana Matahari

Apa kamu pernah melihat gerhana matahari? Gerhana matahari merupakan fenomena alam yang jarang sekali bisa kita lihat. Dimana bagian bumi ada yang menjadi gelap karena terhalang oleh bulan.

Apa Yang Kamu Butuhkan?

1. Bola tenis diumpamakan bumi.. Akan lebih baik jika kamu menggunakan model tata surya.

2. Bola pingpong diumpamakan bulan.

3. Lampu senter diumpamakan matahari.

Cobalah Ini:

Posisikanlah bola tenis tegak. Kemudian arahkan senter yang menyala pada salah satu bagian bola tenis. Posisikan bola pingpong berada diantara senter dan bola tenis. Perhatikanlah bayangan yang ada pada bola tenis.


Apa yang terjadi?

Daerah bayangan yang ada pada bola tenis akibat terhalang oleh bola bola pingpong merupakan daerah yang mengalami gerhana matahari. Daerah ini dinamakan umbra. Daerah umbra ini sama sekali tidak mendapatkan cahaya matahari. Normalnya, gerhana matahari sangat singkat, hanya sekitar 7 menit. Tapi, kamu tidak boleh melihat langsung gerhana matahari, karena bisa merusak mata. Jika kamu ingin melihat gerhana matahari, lihatlah menggunakan pantulan pada air atau kaca film


Percobaan Gerhana Bulan

Apa kamu pernah melihat gerhana bulan? Gerhana bulan merupakan fenomena alam yang jarang sekali bisa kita lihat. Dimana Bulan menjadi menghilang dan tidak terlihat karena tertutup oleh bayangan bumi.

Apa Yang Kamu Butuhkan?

1. Bola tenis diumpamakan bumi.. Akan lebih baik jika kamu menggunakan model tata surya.

2. Bola pingpong diumpamakan bulan.

3. Lampu senter diumpamakan matahari.

Cobalah Ini:

Posisikanlah bola tenis tegak. Kemudian arahkan senter yang menyala pada salah satu bagian bola tenis. Posisikan bola tenis berada diantara senter dan bola pingpong. Perhatikanlah bayangan yang ada pada bola pingpong.


Apa yang terjadi?

Daerah bayangan yang ada pada bola pingpong akibat terhalang oleh bola tenis merupakan wujud dari gerhana bulan. Daerah gelap ini dinamakan umbra. Daerah umbra ini sama sekali tidak mendapatkan cahaya matahari. Normalnya, gerhana bulan cukup lama. Biasanya butuh waktu beberapa jam untuk bulan mencapai kondisi gerhananya hingga selesai. Jika kamu ingin melihatnya, kamu bisa melihaatnya dengan mata mata telanjang.

Selasa, 26 Oktober 2010

MOMEN INERSIA

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA

“MOMEN INERSIA”


Disusun oleh:

Kelompok 6

1. Indah Febri Astuti (071644002)

2. Endang Suhartatik (071644006)

3. Laili Lati Kamilatul J (071644007)

4. Rahayu P (071644014)

5. Muhammad Nuruddin (071644036)

6. Siti Maimanah (071644038)

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TAHUN 2008

I. TUJUAN PERCOBAAN

- Memahami konsep momen inersia

- Menentukan momen inersia bola pejal

II. DASAR TEORI


N S

fs

h

w cos θ

w sin θ

w

Gambar 1. bola menggelinding pada bidang miring

θ

Bila bola menggelinding menuruni bidang miring sejauh s maka berlaku hukum kekekalan energi mekanik :

m g h = ½ mv2 + ½ 2 (1)

Karena ω = v/r maka persamaan (1) dapat dituliskan:

m g h = ½ mv2 + ½ Iv2/r2

2 m g h = mv2 (1 + I/mr2)

atau dapat juga dituliskan :

v2 = 2gh/(1 + I/mr2) (2)

Dengan v = kecepatan linear benda

I = momen inersia

r = jari – jari bola/ silinder

Jika bola tersebut melakukan gerak lurus berubah beraturan dengan percepatan a maka berlaku:

v = a t ; s = ½ a t2

atau

v2 = 2 a s (3)

Dengan v = kecepatan bola setelah menempuh jarak s.

Penggabungan persamann (2) dan (3) menghasilkan :

2 a s = 2gh/(1 + I/mr2)

atau

a = g(h/s) / (1 + I/mr2) (4)

Karena a = 2s/t2 maka persamaan (4) dapat dituliskan :

I = { (ght2/2s2) – 1 }mr2 (5)

III. METODE PERCOBAAN

A. Rancangan Percobaan

Gambar 2. Pengukuran momen inersia bola

B. Alat dan Bahan

1. Bola pejal 1 buah

2. Papan luncur 1 buah

3. Meteran (rol) 1 buah

4. Mikrometer sekrup 1 buah

5. Stopwatch 1 buah

6. Timbangan (kapasitas besar) 1 buah

C. Langkah Percobaan

  1. Mengukur jari – jari bola kemudian menimbangnya.
  2. Meletakkan bola seperti sistem pada gambar 2 dan sebelum di lepas diukur (ditetapkan) nilai h dan s.
  3. Tepat saat bola dilepaskan secara serentak menghidupkan stopwatch dan ketika sampai pada ujung s stopwatch dimatikan.
  4. Mengulangi langkah (2) dan (3) untuk bola beberapa kali (minimal 3 kali).
  5. Dari data pengukuran yang diperoleh ditentukan momen inersia bola dengan menggunakan persamaan (5).

D. Data dan Analisis

A. Data

Adapun data yang diperoleh selama percobaan sebagai berikut.

Jenis Benda

Perc ke-

m ± Δm

r ± Δr

h ± Δh

s ± Δs

t ± Δt

Bola

1

2

3

4

5

6

7

16,3 gr

16,3 gr

16,3 gr

16,3 gr

16,3 gr

16,3 gr

16,3 gr

24,9 mm

24,9 mm

24,9 mm

24,9 mm

24,9 mm

24,9 mm

24,9 mm

9 cm

7,8 cm

6,8 cm

5,8 cm

5 cm

4,1 cm

3,1 cm

91,5 cm

81,5 cm

71,5 cm

61,5 cm

51,5 cm

41,5 cm

31,5 cm

1,8 s

1,5 s

1,3 s

1,5 s

1,4 s

1,2 s

1 s

Ket : SU = 24,5 mm

SN = 40 mm

Ketelitian = 0,01

B. Analisis

Dari data diatas dengan menggunakan persamaan (5)

I = { (ght2 / 2s2) – 1 }mr2

Diperoleh momen inersia bola sebagai berikut:

Jenis Benda

Perc ke-

I = { (ght2/2s2) – 1 }mr2

Bola

1

2

3

4

5

6

7

-9930,167

-10.000,239

-9992,57

-9931,8

-9919,4

-9932,9

-9948,3

E. DISKUSI

Momen inersia pada percobaan diatas diperoleh dengan hasil:

Jenis Benda

Perc ke-

I = { (ght2/2s2) – 1 }mr2

Bola

1

2

3

4

5

6

7

-9930,167

-10.000,239

-9992,57

-9931,8

-9919,4

-9932,9

-9948,3

Hasil tersebut bernilai negatif dan nilainya kecil. Yang paling kecil nilainya diantara semua percobaan diatas adalah percobaan no-2 . Kecilnya nilai momen inersia tersebut disebabkan karena momen inersia memang hanya berupa titik materi yang nilainya sangat kecil.

F. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai – nilai momen inersia diatas telah sesuai dengan teori momen inersia. Dimana nilai momen inersia memang kecil karena momen inersia hanya sebuah benda tegar yang sangat kecil atau berupa titik materi.

MASSA JENIS ZAT PADAT BENTUK TERATUR

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA

“MASSA JENIS ZAT PADAT BENTUK TERATUR”


Disusun oleh:

Kelompok 6

1. Indah Febri Astuti (071644002)

2. Endang Suhartatik (071644006)

3. Laili Lati Kamilatul J (071644007)

4. Rahayu P (071644014)

5. Muhammad Nuruddin (071644036)

6. Siti Maimanah (071644038)

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TAHUN 2008

I. TUJUAN PERCOBAAN

- Terampil menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup.

- Menentukam massa jenis zat padat berbentuk balok silinder pejal dan bola pejal.

- Membandingkan hasil pengukuran massa jenis zat padat dari dua metode yang berbeda.

II. TEORI

Massa jenis (rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat dirumuskan:

ρ = M/V (1)

Dengan ρ = massa jenis (Kg/m3)

M = massa zat (Kg)

V = volume zat (m3)

Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan penunjukan volume itu dari zat padat tersebut.

Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur langsung seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat cair sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung atau melayang ( tidak tenggelam seluruhnya). Untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya (kontinu) dapat pula dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya.

Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi dari balok itu sehingga :

Vbalok = p x l x t (2)

Dengan p = panjang balok

l = lebar balok

t = tinggi balok

Sedangkan volume silinder pejal dapat juga dilakukan dengan mengukur diameter dan panjang silinder itu sehingga:

Vsilinder = π (d/2)2 x p

= ¼ π d2 .p (3)

Dengan d = diameter silinder

p = panjang silinder

Untuk volume bola pejal dapat juga dilakukan dengan mengukur diameter bola itu sehingga:

Vbola = (4/3) π (d/2)3 (4)

Dengan d = diameter bola.

III. METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. jangka sorong 1 buah

2. Mikrometer sekrup 1 buah

3. Balok kecil (pejal) dari logam 1 buah

4. Silinder pejal dari logam 1 buah

5. Bola pejal / kelereng 1 buah

6. Neraca teknis 1 buah

8. Air dan benang secukupnya

B. Langkah Percobaan

  1. menimbang zat padat (balok pejal, silinder pejal dan bola pejal) dengan neraca teknis (timbangan).
  2. Mengukur volume zat padat tersebut (bola, silinder dan bola) dengan cara memasukkannya ke dalam gelas ukur yang telah berisi air sehingga tenggelam seluruhnya. Perubahan volume menunjukkan pada gelas ukur adalah volume zat padat tersebut. Catatan : dalam memasukkan zat padat kedalam gelas ukur digunakan benang agar zat padat tidak sampai memecahkan gelas ukurnya.
  3. Menentukan volume zat padat tersebut dengan cara mengukur peubah (vaariabel) masing masing – masing yang membangunnya dengan menggunakan jangka sorong dan atau mikrometer sekrup.
  4. Menghitung massa jenis dengan data – data baik yang diperoleh dengan menggunakan gelas ukur maupun jangka sorong / mikrometer sekrup kemudian hasil tersebut dibandingkan.

C. Data dan Analisis

a. Pengukuran dengan Neraca Teknis (Timbangan).

Benda

m ± ∆m

Balok

19,3 gr

Silinder

100 gr

Bola

21,5 gr

b. Pengukuran dengan Gelas Ukur

Benda

V1 ±∆V1

V2±∆V2

V = V2 – V1

Balok

200 ml

207 ml

7 ml

Silinder

200 ml

212 ml

12 ml

Bola

200 ml

208 ml

8 ml

Keterangan

V1 = Volume air

V2 = Volume air + benda

c. Pengukuran dengan Jangka Sorong / Mikrometer Sekrup

Balok

p

l

t

V = p . l . t

*Su = 20 mm

*Sn = 8 x 0,05 = 0,4 mm

Jadi p = 20,4 mm

*Su = 18,3 mm

*Sn = 5 x 0,05 = 0,25 mm

Jadi l = 18,55 mm

*Su = 19 mm

*Sn= 3 x 0,05 = 0,15 mm

Jadi t = 19,15 mm

V = 20,4x18,55x19,15

= 7246,743 mm

Silnder

d

p

V = ¼π . d2. p

*Su = 25,2 mm

*Sn = 4 x 0,05 = 0,2 mm

Jadi d = 25,4 mm

*Su = 23,1 mm

*Sn = 2 x 0,05 = 0,1 mm

Jadi p = 23,2 mm

V = ¼ x 3,14 x (25,4)2 x (23,2)

= ¼ x 3,14 x (645,2) x (23,2)

= ¼ x 3,14 x 14967,7

= 11.749,6 mm

Bola

d

r

V = 3/4π . r3

*Su = 25,1 mm

*Sn = 2 x 0,05 = 0,1

Jadi d = 25,2 mm

r = ½. d

= ½. 25,2

= 12,6 mm

V = ¾ x 3,14 x (12,6)3

= ¾ x 3,14 x 2000,4

= 3/4 x 6.281,2

= 4.710,9 mm

IV. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa cara untuk mengetahui apakah suatu zat padat massa jenisnya lebih kecil / lebih besar dari massa jenis air (bahan zat padat tidak diketahui) adalah dengan cara memasukkan zat padat itu kedalam air. Apabila zat padat tersebut tenggelam berarti massa jenis zat padat tersebut lebih besar dari massa jenis air. Namun jika zat padat tersebut terapung / melayang bearti massa jenis zat padat lebih kecil dari massa jenis air. Sedangkan bila diketahui massa jenis zat padat tersebut lebih kecil dari massa jenis air (bentuk zat padat tidak kontinu) maka cara menentukan massa jenis zat padat tersebut adalah dengan cara menimbang zat padat tersebut dengan menggunakan neraca teknis (timbangan).